MAKALAH
BAHASA INDONESIA TUGAS SOFTSKILL INDIVIDU
MANFAAT
PENALARAN INDUKTIF
Tugas
dari Bpk. Drs. Budi Santoso,MM
Disusun
oleh Widyawati (29213275)
Fakultas
Ekonomi ,Jurusan Akuntansi
Universitas
Gunadarma
KATA
PENGANTAR
Rasa syukur yang
dalam saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya
makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini saya
membahas “Penalaran Induktif”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah penalaran induktif yang sangat diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan ilmu pengetahuan dan manfaat dari makalah yang saya buat untuk tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Demikian makalah ini saya buat semoga memberikan faedah.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah penalaran induktif yang sangat diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan ilmu pengetahuan dan manfaat dari makalah yang saya buat untuk tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Demikian makalah ini saya buat semoga memberikan faedah.
Bekasi,10
November 2015
( )
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar………………………………………………………………………….i
Daftar isi………………………………………………………………………………….ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………1
1.2
Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………...1
1.3
Permasalahan……………………………………………………………………….1
1.4
Metode Pengumpulan Data………………………………………………………..1
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Penalaran Induktif…………………………………………………………………..2
2.2 Jenis – Jenis Penalaran Induktif………………………………………………….2-3
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………4
Daftar Pustaka………………………………………………………………………4
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan sebagai berikut :
Dalam rangka peningkatan mutu Bahasa Indonesia dalam menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
Dalam rangka memahami, menganalisa konesp penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
Selain itu tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah nilai pada mata kuliah Bahasa Indonesia 2.
1.3 Permasalahan
Ada dua metode dalam penalaran tapi disini kami hanya membahas mengenai metode penalaran Induktif dimana metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini kami memperoleh data dengan menggunakan metode sebagai berikut :
- Metode Kepustakaan
Yaitu membuat makalah mendapatkan data – data dari hasil membaca buku yang tersedia di perpustakaan.
- Metode Mesin Pencari
Yaitu mencari sumber sumber yang ada pada mesin pencari seperti google,yahoo dll
1
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
2.2 Jenis – Jenis Penalaran Induktif
Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam Shofiah, 2007 :15), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi dua macam, yaitu generalisasi dan analogi.
A. Analogi
Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh dari Analogi
Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.
B. Generalisasi
Generalisasi adalah penarikan kesimpulan umum dari data atau fakta-fakta yang diberikan atau yang ada.
Analogi mempunyai 4 fungsi, antara lain :
1. Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
2. Meramalkan kesaman
3. Menyingkapkan kekeliruan
4. Klasifikasi
1. Macam – Macam Generalisasi
a) Generalisasi sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
2
Contoh:
sensus penduduk
b) Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3.Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
C. Kausal
Kausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
1. Tujuan Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
a. Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
b. Akibat ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
c. Akibat ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
sensus penduduk
b) Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3.Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
C. Kausal
Kausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
1. Tujuan Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
a. Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
b. Akibat ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
c. Akibat ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
3
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
DAFTAR PUSTAKA
4
0 komentar :
Posting Komentar